Oleh: Karina Eka Sakti
“Kok bisa ya, orang-orang tuh kehilangan rasa cintanya?”
Aku penasaran bagaimana 2 orang yang awalnya saling mencintai dan memutuskan untuk menikah, pada akhirnya memilih berpisah? Bagaimana mungkin ketika mereka sudah mengetahui bahkan apa yang paling rahasia dari diri masing-masing kemudian berubah menjadi orang asing bagi satu dengan yang lain?
3 Tahun perjalananku menggeluti isu mengenai kekerasan terhadap perempuan perlahan mulai menjawabnya. Selama 3 tahun, Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah kasus yang paling mendominasi untuk kutangani. Semuanya memiliki tingkat kerumitannya masing-masing dan meninggalkan kesan yang begitu kuat.
Cinta (nama samaran) seorang Perempuan yang sudah menikah selama 13 tahun, pada akhirnya memilih berpisah dari suaminya. Jika di zoom out, keluarga mereka seperti keluarga yang ideal. Ekonomi sepertinya tidak akan menjadi permasalahan di rumah tangga tersebut. Cinta sendiri merupakan seorang Guru dan suaminya, setidaknya kalian akan mengernyitkan dahi ketika kuungkap apa profesinya. Dari tingkat pendidikan baik Cinta dan suaminya juga seimbang. Seharusnya pendidikan juga tidak akan menjadi kendala dalam rumah tangga ini. Namun kenyataannya tidaklah demikian.
Dengan bergegar Cinta menceritakan permasalahan rumah tangganya yang bahkan tidak pernah bahagia sejak pertama kali menikah. Terkadang saat mendengarnya bercerita, kami harus mengkonfirmasi dan merunut kembali karena ceritanya yang sering kali melompat dan berputar-putar. Bukan karena Ia berbohong melainkan karena beban psikis yang ia tanggung selama belasan tahun agaknya membuat hilang arah dan linglung.
4 jenis kekerasan yang diatur di dalam UU PKDRT, semuanya Ia alami. Kekerasan fisik, psikis, penelantaran ekonomi bahkan hingga kekerasan seksual.
Jika kalian masih menganggap bahwa tidak mungkin ada perkosaan dalam pernikahan, maka kalian harus mendengar bagaimana Cinta diperlakukan oleh suaminya dalam urusan ranjang. Bagaimana sakit hatinya Cinta ketika ia dipaksa berhubungan badan di ruang tamu dengan pintu tak berkunci, menyebabkan tamu suaminya yang tiba-tiba bertandang tak sengaja melihat mereka. Atau bagaimana Cinta menahan malu ketika Ia sedang video call dengan temannya dan tanpa rasa bersalah suaminya memaksa dan menyetubuhinya bahkan ketika sambungan video tersebut belum terputus yang mengakibatkan teman Cinta kaget dan malu.
Jangan tanya sudah berapa kali ia dianiaya. Bahkan bukan hanya badannya yang babak belur tapi hatinya juga penuh bilur.
13 Tahun menikah dan akhirnya Cinta sampai pada puncak pertahanannya. Kuperhatikan tangannya yang tremor baik saat bercerita bahkan ketika menyudahi ceritanya.
Tidak mudah bagi korban domestic violance bahkan untuk sekedar bercerita. Sepengalamanku, tidak pernah ada korban yang meminta pertolongan oleh karena kekerasan yang baru saja dialaminya. Korban domestic violance setidaknya akan bertahan untuk hitungan tahunan.
Tidak mudah menerima kenyataan bahwa dia yang kau cintai ternyata bisa berbuat keji. Belum lagi jika harus menghadapi stigma masyarakat yang menganggap KDRT sebagai aib yang harus ditutup rapat. Ketakutan akan status janda hingga dilema yang dihadapi korban ketika harus mempertimbangkan keberlangsungan hidup Ia dan anaknya. Banyak sekali pertimbangan yang pada akhirnya justru membuat mereka ragu. Hingga bertahun-tahun lamanya.
Jika pada akhirnya mereka mengambil keputusan untuk bercerita dan meminta pertolongan, itulah momentumnya. Jangan diabaikan kalau tidak ingin mereka berubah pikiran.Aku sadar. Pada titik ini, cinta tidak hilang namun bertransformasi dari mencintai pasangan dalam pernikahannya berubah untuk mengedepankan cinta kepada diri sendiri.
“Kok bisa ya, orang-orang tuh kehilangan rasa cintanya?”
Aku penasaran bagaimana 2 orang yang awalnya saling mencintai dan memutuskan untuk menikah, pada akhirnya memilih berpisah? Bagaimana mungkin ketika mereka sudah mengetahui bahkan apa yang paling rahasia dari diri masing-masing kemudian berubah menjadi orang asing bagi satu dengan yang lain?
3 Tahun perjalananku menggeluti isu mengenai kekerasan terhadap perempuan perlahan mulai menjawabnya. Selama 3 tahun, Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah kasus yang paling mendominasi untuk kutangani. Semuanya memiliki tingkat kerumitannya masing-masing dan meninggalkan kesan yang begitu kuat.
Cinta (nama samaran) seorang Perempuan yang sudah menikah selama 13 tahun, pada akhirnya memilih berpisah dari suaminya. Jika di zoom out, keluarga mereka seperti keluarga yang ideal. Ekonomi sepertinya tidak akan menjadi permasalahan di rumah tangga tersebut. Cinta sendiri merupakan seorang Guru dan suaminya, setidaknya kalian akan mengernyitkan dahi ketika kuungkap apa profesinya. Dari tingkat pendidikan baik Cinta dan suaminya juga seimbang. Seharusnya pendidikan juga tidak akan menjadi kendala dalam rumah tangga ini. Namun kenyataannya tidaklah demikian.
Dengan bergegar Cinta menceritakan permasalahan rumah tangganya yang bahkan tidak pernah bahagia sejak pertama kali menikah. Terkadang saat mendengarnya bercerita, kami harus mengkonfirmasi dan merunut kembali karena ceritanya yang sering kali melompat dan berputar-putar. Bukan karena Ia berbohong melainkan karena beban psikis yang ia tanggung selama belasan tahun agaknya membuat hilang arah dan linglung.
4 jenis kekerasan yang diatur di dalam UU PKDRT, semuanya Ia alami. Kekerasan fisik, psikis, penelantaran ekonomi bahkan hingga kekerasan seksual.
Jika kalian masih menganggap bahwa tidak mungkin ada perkosaan dalam pernikahan, maka kalian harus mendengar bagaimana Cinta diperlakukan oleh suaminya dalam urusan ranjang. Bagaimana sakit hatinya Cinta ketika ia dipaksa berhubungan badan di ruang tamu dengan pintu tak berkunci, menyebabkan tamu suaminya yang tiba-tiba bertandang tak sengaja melihat mereka. Atau bagaimana Cinta menahan malu ketika Ia sedang video call dengan temannya dan tanpa rasa bersalah suaminya memaksa dan menyetubuhinya bahkan ketika sambungan video tersebut belum terputus yang mengakibatkan teman Cinta kaget dan malu.
Jangan tanya sudah berapa kali ia dianiaya. Bahkan bukan hanya badannya yang babak belur tapi hatinya juga penuh bilur.
13 Tahun menikah dan akhirnya Cinta sampai pada puncak pertahanannya. Kuperhatikan tangannya yang tremor baik saat bercerita bahkan ketika menyudahi ceritanya.
Tidak mudah bagi korban domestic violance bahkan untuk sekedar bercerita. Sepengalamanku, tidak pernah ada korban yang meminta pertolongan oleh karena kekerasan yang baru saja dialaminya. Korban domestic violance setidaknya akan bertahan untuk hitungan tahunan.
Tidak mudah menerima kenyataan bahwa dia yang kau cintai ternyata bisa berbuat keji. Belum lagi jika harus menghadapi stigma masyarakat yang menganggap KDRT sebagai aib yang harus ditutup rapat. Ketakutan akan status janda hingga dilema yang dihadapi korban ketika harus mempertimbangkan keberlangsungan hidup Ia dan anaknya. Banyak sekali pertimbangan yang pada akhirnya justru membuat mereka ragu. Hingga bertahun-tahun lamanya.
Jika pada akhirnya mereka mengambil keputusan untuk bercerita dan meminta pertolongan, itulah momentumnya. Jangan diabaikan kalau tidak ingin mereka berubah pikiran.Aku sadar. Pada titik ini, cinta tidak hilang namun bertransformasi dari mencintai pasangan dalam pernikahannya berubah untuk mengedepankan cinta kepada diri sendiri.
KOMENTAR
Terima Kasih !
Tunggu beberapa saat hingga komentar anda tayang.
+6285658989350
7/14/22, 5:51 PM
Saya jadi penasaran dengan cerita lengkap dari kisah si korban (Cinta). Apakah bisa di upload juga? Karena saya juga termasuk seorang pelajar (seumur hidup) yang tertarik dalam hal psikologis. Saya pribadi telah membaca beberapa kasus mengenai perceraian,
0818-1881-8819
relations@oleco.id
