
Penerbangan Sobat tertunda (delayed) 5 jam, gimana ya aturannya?Sobat OLeCo, semenjak dibukanya penerbangan domestik di Indonesia di masa pandemi ini, Sobat udah terbang pake pesawat kemana aja nih? Apalagi di masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini, Oleco yakin sebagian dari Sobat untuk ngerencanain bakalan melakukan perjalanan menggunakan pesawat.Selain nyiapin barang bawaan, ngelengkapin dokumen persyaratan protokol Covid sama tiket pesawat biar perjalanan Sobat bebas worry, Oleco mau ngasih bekal tambahan buat sobat nih. Yup, bekal tambahannya ada di artikel ini. Oleco akan ngebahas aturan kalo penerbangan Sobat ternyata tiba-tiba tertunda (delayed).Nah, kalo penerbangan delayed, aturannya ada di Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Pasal 146 dan 147 di Undang-Undang ini ngatur bahwa “apabila terjadi keterlambatan jadwal penerbangan, maka pihak perusahaan pengangkut udara WAJIB bertanggung jawab atas kerugian keterlambatan tersebut”. Trus untuk rincian besarnya tanggung jawab pihak perusahaan pengangkut udara diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara. Di Pasal 10 Peraturan Menteri Perhubungan ini diatur:
Tapi Oleco berharap semoga aja perjalanan Sobat dengan pesawat lancar-lancar aja ya.
- Keterlambatan lebih dari 4 (empat) jam dikasih ganti rugi sebesar Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah) per penumpang.
- Maskapi Penerbangan boleh ngasih ganti kerugian 50% (lima puluh persen) dari ketentuan di angka 1 di atas, kalo Maskapai menawarkan tempat tujuan lain yang terdekat dengan tujuan penerbangan akhir penumpang (re-routing), dan Maskapai wajib nyediain tiket penerbangan lanjutan atau nyediain transportasi lain sampai ke tempat tujuan kalo nggak ada moda transportasi selain angkutan udara.
- Kalo Maskapai ngalihin ke penerbangan berikutnya atau penerbangan milik Badan Usaha Niaga Berjadwal lain, penumpang dibebasin dari biaya tambahan, termasuk peningkatan kelas pelayanan (upgrading class) atau kalo terjadi penurunan kelas atau sub kelas pelayanan, penumpang wajib dikasih sisa uang kelebihan dari tiket yang udah dibeli.
- Faktor cuaca, termasuk hujan lebat, petir, badai, kabut, asap, jarak pandang dibawah standar minimal, atau kecepatan angin melampaui standar maksimal yang mengganggu keselamatan penerbangan.
- Faktor operasional. Lingkungan menuju bandar udara atau landasan terganggu fungsinya, misal: retak, banjir, atau kebakaran, terjadinya antrian pesawat udara lepas landas (take off), mendarat (landing), atau alokasi waktu keberangkatan (departure slot time) di bandara; atau keterlambatan pengisian bahan bakar (refuelling).
Tapi Oleco berharap semoga aja perjalanan Sobat dengan pesawat lancar-lancar aja ya.
KOMENTAR
Terima Kasih !
Tunggu beberapa saat hingga komentar anda tayang.